Edukasi Pelestarian Penyu dan Kesehatan Lingkungan, Wujud Pengabdian Masyarakat Pascasarjana Unud di Pulau Santen, Banyuwangi.
Sabtu, 6 Juni 2024 bertempat di Pulau Santen, Banyuwangi, Pascasarjana Universitas Udayana (Unud) bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran dan Ilmu Alam (FIKKIA) Universitas Airlangga (Unair) telah melaksanakan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan tema Pelestarian Penyu dan Edukasi Kesehatan Lingkungan di Pulau Santen, Banyuwangi. Selain sebagai salah satu pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dalam rangka peringatan hari lingkungan hidup yang jatuh pada tanggal 5 Juni 2024.
Dalam kesempatan ini dihadiri oleh Perwakilan Koramil, Perwakilan Kodim, Perwakilan Polsek Banyuwangi, Jajaran Pemerintah Daerah setempat, Perwakilan Dekan dan Mahasiswa FIKKIA Unair, Perwakilan Kader Konservasi Penyu Pulau Santen, Perwakilan Kader Eco Brick Karangrejo, Tim Fasilitator dari Yayasan Westerlaken Alliance Indonesia (YWAI) dan Pascasarjana Unud serta Perwakilan Masyarakat setempat. Kegiatan ini diawali dengan melakukan penanaman pohon pandan laut di sekitar pulau santen yang dilakukan oleh perwakilan Pascasarjana Unud, FIKKIA Unair serta warga setempat yang dilanjutkan dengan diskusi mengenai pentingnya menjaga tanaman alami yang ada di pinggir pantai guna melindungi kelestarian penyu yang dilanjutkan dengan pemaparan materi tentang konservasi penyu oleh tim fasilitator YWAI dan Pascasarjana Unud yang kemudian dilanjutkan dengan edukasi kesehatan lingkungan.
Prof. Ir. I Wayan Arthana, M.Sc,. Ph.D selaku salah satu tim fasilitator dari Pascasarjana Unud menjelaskan pentingnya untuk menjaga tanaman alami pantai sebagai salah satu upaya menjaga kelestarian penyu. “Ipomoea pes-caprae atau yg dikenal dengan tanaman katang-katang dan Spinifex itu merupakan tanaman alami pantai, tanaman itu sangat penting dijaga kelestariannya karena selain untuk menjaga keberagaman spesies yang ada di pinggir pantai, hal ini juga merupakan upaya untuk menjaga kelestarian penyu”, ucap Prof. Arthana. Tanaman-tanaman tersebut dapat dijadikan sebagai shelter bagi para penyu ketika akan bertelur, penyu-penyu itu akan membuat lubang-lubang tipuan dibawah tanaman-tanaman tersebut agar terhindar dari predator.
Kegiatan edukasi konservasi serta pengabdian masyarakat seperti ini sangat diharapkan dilaksanakan secara berkelanjutan. “Sebagai mahasiswa serta volunteer, saya merasa sangat senang dengan diadakannya kegiatan seperti ini, karena selain bisa menambah relasi, menambah ilmu serta juga bisa ikut menambah wawasan masyarakat tentang pentingnya melakukan pelestarian penyu dan tanaman alami yang ada di pinggir pantai”, ucap Reza, salah satu perwakilan mahasiswa dari FIKKIA Unair.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat membawa manfaat kepada semua masyarakat yang ada di sekitar kawasan konservasi. “Semoga kegiatan ini dapat membawa manfaat untuk semua serta berharap kegiatan konservasi penyu di lingkungan pulau santen ini dapat dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan”, tutup Prof. Nyoman Pujianiki, selaku Wakil Direktur Pascasarjana Unud. (bmp)
UNIVERSITAS UDAYANA