Ayu Gemuh Rasa Astiti : " SISTEM PEMASARAN PEDET SAPI BALI DI BALI "

Rabu, 3 Agustus 2016. Program Pascasarjana kembali mengadakan sidang terbuka Promosi Doktor atas nama Promovenda Ir. Ni Made Ayu Gemuh Rasa Astiti, MP dari Program Doktor Ilmu Peternakan dengan disertasinya yang berjudul " SISTEM PEMASARAN PEDET SAPI BALI DI BALI ". Acara sidang ini dipimpin oleh Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A.

IMG_1145Dalam disertasinya dinyatakan bahwa Pemasaran pedet sapi bali umur 6 - 8 bulan sering dilakukan oleh peternak di Bali padahal penjualan pedet akan mernberikan pendapatan yang lebih rendah dibandingkan dengan menjualnya setelah dewasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui motifasi peternak dalam memelihara sapi bali induk dan menjual sapinya yang masih muda (pedet), kelayakan teknis pemeliharaan sapi bali, sistem pemasaran pedet serta kaitannya terhadap pendapatan peternak. Pendekatan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian dilakukan secara purposive sampling di dua kabupaten di pulau Bali yang memiliki populasi sapi Bali induk terbanyak yaitu kabupaten Badung dan Buleleng. Responden sebanyak 90 orang diambil secara quota simple random sampling berdasarkan peternak yang memelihara induk sapi bali lebih dari tiga tahun dan sudah pernah menjual pedet sedangkan 10 responden belantik ditentukan berdasarkan snowball sampling. Kuesioner terstruktur dan tertutup dilengkapi pertanyaan terbuka digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data, kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif meliputi karakteristik responden, saluran dan fungsi-fungsi pemasaran dianalisis secara deskriptif. Data kuantitatif meliputi pendapatan peternak, marjin dan biaya pemasaran serta farmer's share dianalisis untuk mengukur efisiensi pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif peternak memelihara sapi Bali induk adalah untuk menghasilkan pedet yang bisa dijual sewaktu-waktu saat kebutuhan dana mendesak seperti kebutuhan sekolah anaknya, upacara, perbaikan rumah, keterbatasan pakan, dan keterbatasan kandang.

Sistem pemasaran pedet sapi bali dijumpai ada empat saluran pemasaran yaitu: saluran pemasaran I (peternak langsung ke peternak lain 12,22), saluran pemasaran II ( Peternak - Pasar Hewan - belantik - peternak lain 7,78 ). Saluran pemasaran III (Peternak - Belantik - Pasar Hewan - peternak lain 74,44 ) dan saluran pemasaran lV (peternak kelompok peternak - peternak lain di pasar hewan 5,56). Pendapatan peternak tertinggi dijumpai pada saluran IV yaitu sebesar Rp 6.842.500,-/ekor pedet jantan dan Rp 3.717.500,-/ekor pedet betina. Simpulan penelitian ini adalah 1) Motif peternak memelihara sapi bali induk untuk menghasilkan pedet yang sewaktu-waktu bisa dijual saat membutuhkan dana disamping pemanfaatan limbah pertanian, memanfaatkan waktu luang dan meningkatkan pendapatan keluarga. 2) Secara teknis, pemeliharaan sapi bali induk di Bali adalah layak, dilihat dari panca usaha yang telah dilaksanakan menyangkut pemilihan bibit, penyediaan kandang dan pakan, penanggulangan penyakit dan manajeman reproduksinya. 3) Sistem pemasaran pedet sapi bali saat ini ada empat saluran pemasaran yaitu: peternak - peternak lain (saluran I); Peternak - pasar hewan - belantik - peternak lain (saluran II); Peternak - Belantik - Pasar Hewan - Peternak Lain (Saluran III) dan Peternak - Kelompok - Pasar Hewan - Peternak Lain (Saluran IV). 4)Saluran pemasaran melalui kelompok ke peternak lain (saluran pemasaran pedet IV) memberikan pendapatan peternak yang tertinggi, sedangkan saluran pemasaran yang paling efisien dan farmer 's share tertinggi ditunjukkan oleh saluran pemasaran pedet I yaitu peternak langsung menjual pedetnya ke peternak lain. (pps.unud/IT)