Biji Gayam Baik Untuk Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
Jumat 20 Februari 2015. Program Pascasarjana melaksanakan sidang terbuka dalam acara promosi doktor atas nama Promovendus Drs. I Made Sukadana, M.Si dari Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran dengan disertasi yang berjudul "Ekstrak Biji Gayam (Inocarfus fagiferus Fosb) Mencegah Aterosklerosis Melalui Peningkatan Ekspresi SOD-2, SOD-3 Serta Menurunkan Ekspresi ICAM-1 Endotel Aorta, Kadar MDA, dan Kolesterol Total Tikus Wistar dengan Diet Tinggi Kolsterol". Pria kelahiran 4 Mei 1968 ini adalah staf pengajar Jurusan Kimia FMIPA Udayana dan tercatat sebagai karyasiswa sejak tahun 2011 silam. Selama penelitian dan penulisan disertasi, Promovendus di promotori oleh Prof. Dr. Ir. IB. Putra Manuaba, M.Phil., Kopromotor I Prof. Dr. dr. I Wayan Wita, Sp.JP(K)., serta Kopromotor II Dr. dr. I Wayan Putu Sutirta Yasa, M.Si. Sidang yang dipimpin oleh Prof. Dr.dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) berlangsung sekitar dua jam Dengan mempertimbangkan masa studi dan hasil ujian tertutup serta hasil dari proses penyanggahan-penyanggahan sidang menyatakan Promovendus lulus pendidikan program doktor dan berhak memakai gelar Doktor.
Dalam disertasinya Promovendus menyatakan, Biji gayam (Inacarpus fegiferus Fosb) secara empiris dapat mencegah penyakit stres oksidatif salah satunya adalah aterosklerosis. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan ekstrak etanol biji gayam (Inocarpus fagiferus Fosb) untuk mencegah aterosklerosis melalui peningkatan eksprsi SOD-2, SOD-3 dan penurunan ekspresi ICAM-1 endotel aorta, kadar MDA dan kolesterol total plasma darah tikus Wistar yang diberi pakan tinggi kolesterol selama 16 minggu.
Penelitian eksperimen sesungguhnya ini menggunakan rancangan randomized only control group design. Jumlah sampel 25 ekor tikus Wistar, dirandomisasi menjadi 5 kelompok perlakuan, yaitu kelompok P0 (kontrol negatif), kelompok P1 (kontrol positif, pakan diet tinggi kolesterol), kelompok P2 (diet tinggi kolesterol dan ekstrk etanol dosis 50 mg/kg bb), kelompok P3 (diet tinggi kolesterol dan ekstrk etanol dosis 100 mg/kg bb), dan kelompok P4 (diet tinggi kolesterol dan ekstrak etanol dosis 150 mg/kg bb). Setelah 16 minggu perlakuan, darah tikus coba dilakukan analisis MDA dan kolesterol total plasma. Semua tikus kemudian dibedah untuk mendapatkan aorta yang akan dianalisis imunohistokimia untuk mendapatkan data ekspresi SOD-2, SOD-3 dan ICAM-1. Data dianalisis menggunakan Anova untuk mendapatkan perbedaan tiap variable dari masing-masing perlakuan terhadap kontrol positif secara statistik dengan tingkat kemaknaan ?=0,05.
UDAYANA UNIVERSITY