Dewi Indira Laksmi : " PERANAN LEPTIN DALAM MENGINDUKSI ESTRUS PADA SAPI BALI YANG MENGALAMI ANESTRUS POSTPARTUM "

Senin, 8 Agustus 2016. Program Pascasarjana kembali mengadakan sidang terbuka Promosi Doktor atas nama Promovenda Drh. Desak Nyoman Dewi Indira Laksmi, M.Biomed dari Program Doktor Ilmu Kedokteran dengan disertasinya yang berjudul " PERANAN LEPTIN DALAM MENGINDUKSI ESTRUS PADA SAPI BALI YANG MENGALAMI ANESTRUS POSTPARTUM ". Acara sidang ini dipimpin oleh Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K)

[caption id="attachment_4652" align="alignright" width="300"]IMG_1259 Promovenda foto bersama Pimpinan Sidang, Kopromotor dan Tim Penguji serta Rektor Unud setelah sidang selesai[/caption]

Dalam disertasinya dinyatakan bahwa Leptin adalah sinyal metabolik yang berperan dalam mengatur reproduksi melalui poros hipotalamus-hipofisis- ovarium. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh leptin terhadap peningkatkan kadar hormon leptin endogen, FSH, LH, estrogen dan perkembangan folikel ovarium pada sapi bali yang mengalami. anestrus postpartum

Sapi bali yang mengalami anestrus postpartum dibagi menjadi tiga kelompok masing-masing terdiri atas sembilan ekor sapi. Ketiga kelompok tersebut adalah kelompok 1 (kontrol) diinjeksi dengan saline, kelompok 2 (perlakuan I) dan kelompok 3 (perlakuan II) diinjeksi dengan rekombinan oleptin 100 µg/ekor dan 200 µg/ekor. Injeksi dilakukan dua kali dengan selang waktu 12 jam. Sampel darah diambil melalui vena jugularis dengan interval 12 jam sebelum dimulainya perlakuan untuk mendapatkan serum, selanjutnya setiap 12 jam sampai tanda-tanda munculnya estrus. Sampel serum diuji dengan ELISA untuk menentukan kadar leptin endogen, FSH, LH, dan estrogen. Diameter folikel diukur menggunakan ultrasonografi sebelum perlakuan dan selama munculnya. tanda-tanda estrus.

Hasil penelitian menunjukkan kisaran kadar hormon leptin endogen, FSH, LH dan estrogen sebelum perlakuan untuk kelompok kontrol, perlakuan 1 dan perlakuan 2 berturut- turut adalah 4,62-5,20 ng/ml; 10,94-12 mIU/ml; 4,16-5,19 ng/ml; dan 50,36-56,27 ng/L. Sementara, setelah perlakuan rata-rata kadar hormon leptin endogen adalah: 8.69 ± 0.20 ng/ml untuk dosis 100 µg dan 8.45 ± 0.14 ng/ml untuk dosis 200 µg; FSH: 13,0 ± 0,48 mIU/ml (dosis 100 µg) dan 13,47 ±: 1,05 mIU/ml (dosis 200 µg); LH: 8.15 ± 0.14 ng/rnl (dosis 100 µg) dan 7.96 ± 0,08 ng/ml (dosis 200 µg); estrogen: 80,7 ± 0,58 ng/L (dosis 100 µg) dan 80,8 ± 1,62 ng/L (dosis 200 µg)· Diameter folikel ovarium untuk kelompok 1, kelompok 2 dan kelompok 3 sebelum perlakuan adalah 5,10 ± 0,41 mm; 5.21 ± 0.36 mm dan 5,00 ± 0,31 mm. Sedangkan pada akhir perlakuan diameter folikel ovarium untuk kelompok 1, kelompok 2 dan kelompok 3 adalah 4,92 ± 0,40 mm; 8.37 ± 0.43 mm dan 8.45 ± 0,38 mm. Munculnya tanda-tanda estrus untuk kelompok 2 dan kelompok 3 adalah 57,33 ±5,29 dan 49,33 ± 4,00 jam dari sejak diberikan perlakuan.. (pps.unud/IT)