I Gusti Ngurah Seramasara : " REKONSTRUKSI WAYANG ORANG DARMA KERTI DUSUN BATU PANDANG : SEBUAH PERGULATAN IDENTITAS DI MATARAM LOMBOK "

[caption id="attachment_4615" align="alignleft" width="300"]IMG_0190 Promovendus foto bersama Pimpinan Sidang, Promotor, Kopromotor dan Tim Penguji serta Rektor ISI setelah sidang selesai[/caption]

Rabu, 22 Juni 2016. Program Pascasarjana kembali mengadakan sidang terbuka Promosi Doktor atas nama Promovendus Drs. I Gusti Ngurah Seramasara, M.Hum dari Program Doktor Kajian Budaya dengan disertasinya yang berjudul " REKONSTRUKSI WAYANG ORANG DARMA KERTI DUSUN BATU PANDANG : SEBUAH PERGULATAN IDENTITAS DI MATARAM LOMBOK ". Acara sidang ini dipimpin oleh Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A.

Dalam disertasinya dinyatakan bahwa Wayang Orang merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan yang tokoh-tokohnya diperankan oleh manusia. Wayang orang sebagai seni pertunjukan khas Sasak menggunakan Serat Menak sebagai sumber cerita, yang saat ini mengalami keterpinggiran, bahkan hampir punah. Untuk itu seniman dan budayawan Sasak yang difasilitasi oleh UPTD Taman Budaya Mataram, Lombok, berupaya menyelamatkan wayang orang itu dengan melakukan rekonstruksi. Salah satu wayang orang yang direkonstruksi adalah Wayang Orang Darma Kerti Dusun Batu Pandang. Rekonstruksi wayang orang itu yang dilakukan ditengah-tengah pergulatan identitas Sasak di Mataram, Lombok, merupakan permasalahan dan tantangan bagi semua pihak mengingat bahwa Mataram Lombok merupakan masyarakat multietnis dan multireligius.

Tujuan penelitian mr adalah untuk memahami permasalahan rekonstruksi Wayang Orang Darma Kerti, dalam pergulatan identitas di Mataram Lombok. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) latar belakang dilakukannya rekonstruksi terhadap Wayang Orang Darma Kerti Dusun Batu Pandang, (2) bagimana proses rekonstruksi itu dilakukan, dan(3) implikasi rekonstruksi wayang orang itu. Lokasi Penelitian ini adalah di Mataram, Lombok, dan pengumpulan data digunakan metode kualitatif dengan kaidah- kaidah ilmiah berdasarkan paradigma kajian budaya. Untuk menganalisis temuan data sesuai dengan permasalahan di atas, digunakan teori dekonstruksi, multikultural, dan hegemoni. Hasil analisis penelitian ini menunjukkan .Pertama, ada keinginan untuk melestarikan wayang orang sebagai identitas lokal sehingga ada ideologi religius yang bersumber pada nilai agama Islam dan nilai wetu telu melatar belakangi rekonstruksi

itu. Kedua, rekonstruksi itu dilakukan melalui tahapan observasi, inventarisasi, dan klasifikasi sehingga diputuskan untuk merekonstruksi Wayang Orang Darma Kerti Dusun Batu Pandang, Lombok Timur dengan menggunakan penari para dalang yang ada di Mataram dan Lombok Barat. Implementasi tahapan ini adalah mengumpulkan dalang, menyusun lakon, mengadakan latihan, dan terakhir' melakukan pementasan. Ketiga, rekonstruksi itu berimplikasi pada religi, estetika dan terwujudnya identitas Sasak. Dalam rekonstruksi itu terjadi pula adaptasi antara agama dan budaya sebagai implementasi adatluwirgama, yang dilestarikan, serta meningkatnya kesejahteraan masyarakat. (pps.unud/IT)