I Wayan Sujana : " RESISTENSI MASYARAKAT DESA CANDIKUNING KECAMATAN BATURITI, KABUPATEN TABANAN, BALI TERHADAP PIHAK MANAJEMEN OBJEK WISATA KEBUN RAYA EKA KARYA BALI "

Senin, 11 Januari 2016. Program Pascasarjana kembali mengadakan sidang terbuka Promosi Doktor atas nama Promovendus Drs. I Wayan Sujana, MM dari Program Doktor Kajian Budaya dengan disertasinya yang berjudul " RESISTENSI MASYARAKAT DESA CANDIKUNING KECAMATAN BATURITI, KABUPATEN TABANAN, BALI TERHADAP PIHAK MANAJEMEN OBJEK WISATA KEBUN RAYA EKA KARYA BALI ". Acara sidang ini dipimpin oleh Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K)

Dalam disertasinya dinyatakan bahwa Masyarakat Desa Candikuning tidak ikut mengelola objek wisata Kebun Raya Eka Karya Bali, namun mereka melakukan resistensi, yaitu menuntut pembagian retribusi terhadap pihak manajemen objek wisata tersebut. Bertitik tolak dari hal tersebut, penelitian ini bertujuan mengetahui, memahami, dan menjelaskan latar belakang, strategi, dan implikasi resistensi masyarakat Desa Candikuning terhadap pihak manajemen objek wisata Kebun Raya Eka Karya Bali.

[caption id="attachment_4387" align="alignright" width="300"]IMG_6815 Promovendus foto bersama dengan Pimpinan Sidang, Promotor, Kopromotor dan Tim Penguji setelah sidang selesai[/caption]

Teori resistensi, teori semiotika, teori konflik, dan teori multikulturalisme diacu dalam landasan teori untuk penelitian ini. Secara metodologis penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan kualitatif, emik, etik, dan holistik, sedangkan pemilihan inforrnan dilakukan secara purposif dan snowball. Teknik wawancara dan pcngamutun digunakan untuk memperoleh data kualitatif yang sclunjutnyn dianalisis secara deskriptif, interpretatif, dan dckonstruktif sedangkan hasil analisis data disajikan secara ilustratif dan naratif. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa resistensi masyarakat Desa Candikuning dilatari oleh ideologi geopolitik, sehingga mereka memandang objek wisata Kebun Raya Eka Karya Bali sebagai bagian dari wilayah desa mereka. Dalam keadaan demikian, pihak manajemen objek wisata Kebun Raya Eka Karya Bali dipandang pantas memberikan pembagian retribusi kepada masyarakat Desa Candikuning. Namun karena pihak manajemen objek wisata Kebun Raya Eka Karya Bali tidak memberikan pembagian retribusi bahkan bersikap kurang bersahabat, dalam arti kurang bijaksana, kurang peduli/abai, menindas, imperialistik terhadap masyarakat Desa Candikuning, maka masyarakat Desa Candikuning memandang resistensi mereka terhadap pihak manajemen objek wisata Kebun Raya Eka Karya Bali merupakan suatu kewajaran. Ada berbagai macam langkah yang dilakukan dalam resistensi tersebut, karena dianggap strategis untuk mencapai tujuannya. Dalam pandangan dan langkahnya itu tampak terimplikasi pemikiran oposisi biner, perang wacana antartokoh Desa Candikuning, dan permainan politik identitas. Sementara itu, resistensi mereka itu juga telah berimplikasi dalam manajemen objek wisata Kebun Raya Eka Karya Bali, yakni berupa wacana pihak manajemen objek wisata itu tentang pengelolaan parkir, pemeliharaan ketertiban dan kebersihan lingkungan serta wacana tentang manfaat objek wisata itu bagi masyarakat setempat. (pps.unud/IT)