Ida Bagus Kade Subhiksu : " MUSEUM SEBAGAI DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KAWASAN UBUD "
Senin, 28 Desember 2015. Program Pascasarjana kembali mengadakan sidang terbuka Promosi Doktor atas nama Promovendus Drs. Ida Bagus Kade Subhiksu, MM dari Program Doktor Pariwisata dengan disertasinya yang berjudul " MUSEUM SEBAGAI DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KAWASAN UBUD ". Acara sidang ini dipimpin oleh Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K)
[caption id="attachment_4369" align="alignright" width="300"]
Dalam disertasinya dinyatakan bahwa Belakangan ini terjadi perubahan atribut beberapa museum di Ubud untuk dapat lebih menarik minat wisatawan mengunjungi museum sebagai daya tarik wisata budaya. Beberapa museum berusaha menambah koleksinya, dan menambahkan atribut selain koleksi utamanya sehingga berpotensi berubahnya idealisme, fungsi, dan peran museum. Tantangan lain yang dihadapi oleh para pengelola museum adalah semakin berkembangnya daya tarik wisata lainnya, seperti adanya penambahan atribut destinasi wisata Ubud, semula dikenal sebagai destinasi wisata dengan daya tarik kesenian seperti tari, museum, dan kini bertambah menjadi destinasi yoga, adventure, dan sebagainya.
Melihat situasi tersebut, maka dirumuskan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut ini: (1) Bagaimanakah museum sebagai daya tarik wisata menurut pengelola di kawasan Ubud? (2) Bagaimanakah museum sebagai daya tarik wisata menurut wisatawan di kawasan Ubud? (3) Bagaimanakah hubungan museum-museum dengan komponen kepariwisataan ditinjau dari perannya sebagai daya tarik wisata budaya di kawasan Ubud? Penelitian tentang museum ini dilakukan di Kawasan Ubud karena Ubud telah menjadikan museum sebagai daya tarik wisata budaya di kawasan tersebut, yakni museum Blanco, Puri Lukisan, Agung Rai Museum of Art (ARMA), Rudana, dan Museum Seni Neka.
Teori yang melandasi penelitian ini adalah teori manajemen museum, pemasaran, dan daya tarik wisata budaya. Penelitian ini melibatkan partisipasi 82 wisatawan mancanegara, 79 wisatawan nusantara sebagai responden, lima orang pemilik museum, dan dua orang profesinal sebagai informan. Kesimpulan penelitian ini adalah: (1) Menurut pengelola, museum berfungsi sebagai daya tarik wisata dan menjadi sumber informasi sejarah, sumber informasi masa lalu, media pelestarian seni budaya, dan aktualisasi karya luhur telah tertuang dalam cita-cita para pendirinya untuk dapat mengambil peran sebagai pelestari seni budaya terutama hasil karya seni lukis dan patung. (2) Museum sebagai daya tarik wisata budaya menurut wisatawan di kawasan Ubud telah dikelola dengan baik dan telah sesuai dengan harapan wisatawan. Persepsi wisatawan terhadap sebagai daya tarik wisata budaya pada penelitian ini ditinjau dari unsur aristektur museum, kolekasi, layout, kualitas pelayanan, kebersihan, keindahan, dan keramahan, menunjukkan bahwa delapan unsur tersebut telah sesuai dengan harapan wisatawan, baik itu wisatawan mancanegara maupun nusantara. (3) Museum-museum di kawasan Ubud mampu mempertahankan dan meningkatkan citra Ubud sebagai kawasan pariwisata budaya, dan memiliki hubungan yang harmonis dengan komponen pariwisata lainnya. (pps.unud/IT)
UDAYANA UNIVERSITY