Imaculata Fatima : " MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN AGROEKOWISATA DI KABUPATEN ENDE PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR "
Jumat, 15 Januari 2016. Program Pascasarjana kembali mengadakan sidang terbuka Promosi Doktor atas nama Promovenda Dra. Imaculata Fatima, M.M.A dari Program Doktor Ilmu Pertanian dengan disertasinya yang berjudul " MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN AGROEKOWISATA DI KABUPATEN ENDE PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR ". Acara sidang ini dipimpin oleh Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K)
[caption id="attachment_4394" align="alignright" width="300"]
Dalam disertasinya dinyatakan bahwa Pembangunan ekonomi suatu wilayah sepantasnya diawali dengan pembangunan komponen modal sosial. dan modal manusia. Modal sosial sendiri diukur melalui partisipasi dalam kegiatan sosial sehingga dapat mengurangi kemiskinan. Penekanan tingkat kemiskinan ini dilaksanakan melalui ekstemalitas positif (transfer pengetahuan dan teknologi) yang mempengaruhi produktivitas rumah tangga (Alesina dan Ferrara, 1999).
Setiap program pengembangan pembangunan diperlukan sumber- daya manusia berkualitas untuk mencapai tujuannya. Sumber daya manusia yang dimaksud mencakup modal sosial untuk memercepat proses dan mutu hasil pengembangan pembangunan. Mengacu pada norma-norma dan nilai-nilai bersama, asosiasi antarmanusia, menghasilkan kepercayaan dan memiliki nilai ekonomi yang besar dan terukur (Fukuyama, 1996). Kabupaten Ende merupakan salah satu destinasi singgah wisata layar dan titik labuhnya ditempatkan di Kecamatan Maurole. Terpilihnya lokasi tersebut karena kondisi laut dan pantai yang tenang, sejuk, dan indah. Selain itu terdapat berbagai atraksi wisata pertanian yang juga menarik untuk dilayankan pada wisatawan. Kehadiran wisatawan adalah peluang bagi masyarakat Kabupaten Ende, yakni masyarakat dapat melakukan hubungan dengan wisatawan, sesama petani, dan para stakeholder lainnya baik skala lokal, nasional, maupun intemasional. Hubungan sosial tersebut diharapkan dapat berlangsung timbal balik, rasa saling percaya, membentuk jaringan sosial yang mengikat satu sama lain dalam pengembangan atraksi wisata menjadi agroekowisata, yang pada gilirannya dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat setempat. Namun faktanya selama beberapa kali kunjungan dalam persinggahan sejak tahun 2007, atraksi wisata yang dilayankan tidak mengalami perubahan yang berarti baik bagi wisatawan maupun bagi masyarakat lokal. Agar atraksi wisata tersebut memiliki nilai, maka perlu dilakukan inovasi dengan mengembangkan atraksi wisata menjadi agroekowisata sebagai salah satu upaya pemberdayaan masyarakat untuk mewujudkan kemandirian.
Di Kabupaten Ende. aktivitas agroekowisata yang memanfaatkan berbagai modal pernah dilakukan, dan mengalami kemandekan. Kemandekan terjadi karena dalam aktivitas agroeko-wisata, petani yang terlibat tidak saling percaya, tidak taat dengan norma yang ada, interaksi dan komunikasi terputus dan tidak kondusif, serta tak ada partisipasi dari satuan kerja perangkat daerah yang ditunjuk (Fatima, 2011). Berdasarkan kondisi tersebut, modal sosial perlu dijadikan pertimbangan dalam pengembangan agroekowisata. Permasalahan yang perlu dikemukakan adalah bagaimanakah pengaruh modal sosial dan perilaku, serta perumusan model modal sosial, dalam pengembangan agroekowisata di Kabupaten Ende.
Tujuan penelitian ini sebagai berikut.
- Untuk menganalisis pengaruh modal sosial terhadap perilaku dalam pengembangan agroekowisata di Kabupaten Ende.
- Untuk menganalisis pengaruh modal sosial dalam pengembangan agroekowisata di Kabupaten Ende.
- Untuk menganalisis pengaruh perilaku petani dalam pengembangan agroekowisata di Kabupaten Ende.
- Untuk merumuskan model modal sosial dalam pengembangan agroekowisata di Kabupaten Ende. (pps.unud/IT)
UDAYANA UNIVERSITY