Promosi Doktor Program Doktor Ilmu Kedokteran: Anak Agung Ayu Meidiary

Senin, 6 Januari 2020, bertempat di Aula Gedung Pascasarjana Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran mengadakan Sidang Promosi Doktor atas nama Anak Agung Ayu Meidiary dengan judul Disertasi " PENGARUH PEMBERIAN ADIPOSE DERIVED  MESENCHYMAL STEM CELLS (AMSCs) DlBANDlNGKAN  LEVODOPA TERHADAP PENINGKATAN EKSPRESI  GLIAL CELL LlNE DERIVED NEUROTROPHIC FACTOR  (GDNF), PENURUNAN APOPTOSIS SEL  DOPAMINERGIK DAN PERBAIKAN PENAMPILAN  MOTORIK MODEL TIKUS YANG DIINJEKSI  ROTENONE  ".  
Pada penelitiannya Penyakit Parkinson (PP) merupakan penyakit neurodegeneratif yang paling sering dijumpai pada usia  pertengahan dan usia lanjut. Terapi PP dengan levodopa  memperbaiki gejala klinis pada awal penyakit tetapi hasil belum  memuaskan pada pemakaian jangka panjang. Sampai saat ini  belum ditemukan cara untuk mencegah berlanjutnya proses  degenerasi pada PP. Penelitian ini bertujuan mencari cara  menghambat degenerasi sel neuron dopaminergik menggunakan  model tikus yang diberi injeksi Rotenone 1,5 mg subkutan tiap 2 hari selama 14 hari dengan membandingkan pengaruh  pemberian Adipose Derived Mesenchymal Stem Cells ( AMSCs ) dengan levodopa dalam hal ekspresi GDNF. Indeks apoptosis  dan penampilan motorik 
Penelitian ini dilakukan dengan The Randomize Post Test Only Control Group Design menggunakan 33 ekor tikus Wistar  jantan usia 3 bulan sebagai model tikus yang diberi injeksi  
Rotenone dan dibagi 3 kelompok: tanpa perlakuan (kontrol) , dengan pemberian levodopa dan dengan pemberian AMSCs .  Hari ke 16 setelah injeksi Rotenone dikerjakan pemeriksaan  Bean Walking Test (BWT) dan hari ke 17 dilakukan sacrifice  dan pengambilan bahan pemeriksaan imunohistokimia  apoptosis dan ekspresi GDNF. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan oneway ANOVA atau Kruskal Wallis test dan  multiple cornparation test.  
Hasil penelitian membuktikan terdapat perbaikan motorik akibat pemberian AMSCs yang ditandai dengan waktu tempuh  yang signifikan lebih cepat dibandingkan kelompok levodopa  pada pemeriksaan BWT dengan tongkat ukuran kecil (T persegi 10 : p = 0,04, T bulat 25 : p = 0,045), tetapi tidak signifikan pada  tongkat dengan ukuran lebih besar (T persegi 25 : p = 0,387. T  bulat 35 : p = 0,705). Data ini menunjukkan pemberian AMSCs  mempunyai efek perbaikan motorik yang signifikan  dibandingkan pemberian levodopa pada pemeriksaan BWT  dengan tingkat kesulitan yang lebih besar dan membutuhkan keterampilan . Indeks apoptosis sel dopaminergik pada  kelompok yang diberikan AMSCs signifikan lebih rendah  dibandingkan kelompok tanpa perlakuan (p = 0,04 ) tetapi tidak  Signifikan dibandingkan kelompok pemberian levodopa (p =  0,965). Indeks apoptosis sel dopaminergik yang lebih rendah  pada kelompok. yang diberikan AMSCs merupakan marker perbaikan motorik pada kelompok tersebut. Hasil pemeriksaan  ekspresi GDNF sel neuron , sel astrosit dan sel microglia pada  kelompok yang diberikan AMSCs lebih besar dari pada  kelompok yang diberikan Levodopa tetapi tidak signifikan  secara statistik ( p> 0,05 ) .
Kesimpulan: Pemberian AMSCs pada tikus yang diberi  injeksi rotenone memperbaiki secara signifikan motorik yang  memerlukan keterampilan dan usaha yang ditunjukkan dengan  perbaikan waktu tempuh pada pemeriksaan BWT dengan tingkat kesulitan yang lebih besar dibanding pemberian  levodopa . Perbaikan motorik ini ditunjang hasil indeks  apoptosis yang signifikan. lebih rendah pada kelompok yang  diberi AMSCs dibandingkan kelompok tanpa perlakuan.  
Ekspresi GDNF ( sel neuron. sel astrosit dan sel mikroglia) secara signifikan lebih tinggi pada kelompok pemberian L-Dopa maupun AMSCs dibandingkan kelompok tanpa perlakuan.