Promosi Doktor Program Doktor Ilmu Kedokteran: I Putu Adiartha Griadhi

Senin, 26 Agustus 2019, bertempat di Aula Gedung Pascasarjana Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran mengadakan Sidang Promosi Doktor atas nama I Putu Adiartha Griadhi dengan judul Disertasi " Pelatihan Tari Legong dan Olahraga Erobik Intensitas Sedang Dapat Meningkatkan Kebugaran Fisik dan Plastisitas Saraf Remaja Putri di Denpasar  ".   
Pada penelitiannya Remaja putri di Kota Denpasar memiliki partisipasi yang rendah dalam aktivitas fisik atau kegiatan olahraga. Hal ini mengakibatkan kebugaran fisik yang rendah dan risiko untuk mengalami penyakit di usia dewasa. Tari klasik Bali seperti Legong Keraton (legong) berpotensi untuk digunakan sebagai bentuk latihan yang dapat meningkatkan kebugaran fisik. Selain mengandung unsur latihan fisik, tari legong mengandung unsur estetik yang mencerminkan keindahan budaya Bali.
Penelitian lain menunjukkan bahwa kegiatan menari juga dapat meningkatkan plastisitas sistem saraf yang dapat membantu meningkatkan prestasi akademik. Penelitian ini melibatkan 38 delapan orang remaja putri dengan rentang usia 13 - 14 tahun. Subjek dibagi menjadi Kelompok 1 yang diberikan pelatihan olahraga erobik intensitas sedang dan Kelompok 2 yang diberikan pelatihan menari legong. Pelatihan dilakukan selama 30 menit, 3 kali seminggu selama 6 minggu. Sebelum dan sesudah pelatihan dilakukan pengukuran kebugaran fisik erobik, kekuatan otot, daya tahan otot, kelentukan dan komposisi lemak tubuh. Selain itu, dilakukan pengukuran terhadap Brain Derived Neurotropic Factor (BDNF) plasma darah, waktu reaksi dan keseimbangan sebagai parameter plastisitas sistem saraf.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kebugaran erobik pada kedua kelompok penelitian dan Kelompok 1 memiliki nilai kebugaran erobik yang lebih baik (24,76 ± 0,95 dan 23,89 ± 1,46 ml/kg/min; p< 0,05); peningkatan kekuatan otot pada kedua kelompok dan Kelompok 2 lebih baik (otot punggung: 66,9 ± 9,9 dan 60,2 ± 9,6 kg; p< 0,05; otot tungkai: 65,6 ± 8,9 dan 57,6 ± 11,7 kg; p< 0,05); daya tahan otot kedua kelompok mengalami peningkatan dan peningkatan Kelompok 2 lebih baik (otot perut 36,4 ± 9,5 dan 21,4 ± 7,2 kg; otot punggung 43,2 ± 5,8 dan 42,5 ± 3,8 cm; p< 0.05); kadar BDNF kedua kelompok mengalami peningkatan, Kelompok 1 menjadi 2,740 ± 0,971 pG/ml dan Kelompok 2 menjadi 3,186 ± 0,959 pG/mL; Keseimbangan statis hanya meningkat pada Kelompok 2 (41,33 ± 17,12 detik menjadi 68,11 ± 31,58 detik, p<0,05). Pada penelitian ini tidak dijumpai perbaikan kelentukan
dan komposisi lemak tubuh.
Disimpulkan bahwa kedua bentuk pelatihan memberikan efek peningkatan kebugaran fisik : kebugaran erobik, kekuatan dan daya tahan otot serta plastisitas sistem saraf namun tidak dijumpai adanya perbaikan pada kelentukan dan komposisi lemak tubuh. Pelatihan olahraga erobik memiliki efek yang lebih baik dalam meningkatkan kebugaran erobik sedangkan pelatihan menari memiliki efek yang lebih baik pada sistem otot dan plastisitas sistem saraf. Penelitian ini dapat dijadikan acuan ilmiah dalam penerapan latihan menari untuk meningkatkan kebugaran dan plastisitas sistem saraf.