Promosi Doktor Program Doktor Ilmu Kedokteran: Liza Widjaja

Kamis, 15 Agustus 2019, bertempat di Aula Gedung Pascasarjana Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran mengadakan Sidang Promosi Doktor atas nama Liza Widjaja dengan judul Disertasi " PEMBERIAN ORAL EKSTRAK ETANOL BEKATUL BERAS HITAM MENCEGAH PENURUNAN EKSPRESI KOLAGEN-l MELALUI PENINGKATAN ENZIM GLYOXALASE-l DAN PENURUNAN KADAR CARBOXYMETHYL LYSINE, PENTOSIDlN, RAGE SERTA NF-kB KULIT TIKUS WISTAR YANG DIPAPAR SINAR UVA DAN UVB ".     

Pada penelitiannya proses penuaan merupakan suatu proses yang terjadi pada setiap makhluk hidup, yang diakibatkan berbagai faktor internal maupun ekstemal. Ilmu anti aging medicine menganggap bahwa penuaan sebagai penyakit yang dapat dicegah, diobati bahkan dikembalikan ke keadaan sehat seperti masih muda. Proses glikasi dalam berbagai penyakit degeneratif seperti diabetes, penyakit kardiovaskular termasuk penuaan kulit mendapat perhatian besar dalam berbagai penelitian. Sinar matahari yang terutama terdiri atas UVA (95%) dan UVB (5%) akan mempercepat proses penuaan kulit (photoaging). Sinar UVA dan UVB akan memicu berbagai proses kerusakan kulit seperti stres oksidatif, glikasi dan inflamasi. Proses glikasi pada penuaan kulit akibat sinar matahari telah dibuktikan meningkat seiring dengan pertambahan usia yaitu ditandai dengan meningkatnya kadarAGEs dan RAGE yang selanjutnya merangsang proses inflamasi lewat aktivasi NF-kB dan selanjutnya merusak matriks ekstra seluler terutama kolagen dan elastin. Menurunnya ekspresi kolagen-I merupakan salah satu tanda utama penuaan kulit. Peran ekstrak natural dalam pencegahan dan pengobatan penuaan kulit telah banyak dipelajari, salah satunya peran antioksidan alami seperti flavonoid antosianin. Ekstrak bekatul beras hitam (EBBH) diketahui mengandung banyak antosianin. Menurut penelusuran literatur penulis belum ada yang meneliti tentang manfaat oral ekstrak bekatul beras hitam sebagai anti glikasi dan anti inflamasi dalam mencegah penuaan kulit yang ditandai dengan menurunnya ekspresi kolagen-1 pada hewan coba.  
Rancangan penelitian ini adalah the randomized post test only control group design. 36 ekor tikus Wistar berumur 8-12 minggu dan berat 200-250 gr secara random dipilih sesuai kriteria eligibilitas dan diadaptasi selama 7 hari. Tikus dibagi secara random menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol disinari UVA dan UVB yang berasal dari neon TL 15 watt sebanyak 8 buah yang mengandung UVA dan UVB mirip dengan sinar matahari natural dengan kekuatan pajanan 1-2 mW/cm2 selama 6 jam perhari sebanyak 5x seminggu dan diberi larutan plasebo dan kelompok perlakuan yang diberikan EBBH yang mengandung antosianin sebanyak 300mg/kgBB/hari serta disinari UVA dan UVB intensitas 1-2m W/cm2 atau dosis 20J/cm2. Perlakuan diberikan selama 28 hari pada kedua kelompok. Efek antiglikasi dinilai dari kadar carboxymethyl lysine (CML), pentosidin dan enzim glyoxalase-I, anti inflamasi dari kadar RAGE dan NF-kB serta anti penuaan kulit dari ekspresi kolagen-1.
Analisis statistik Independent T-test hasil penelitian menunjukkan ekspresi kolagen-l kelompok perlakuan secara signifikan lebih tinggi dari kelompok kontrol (83.36±0.61% vs S6.37±0.64%; p<0,05). Kadar Enzim glyoxalase I (GLO-I) kelompok perlakuan secara signifikan lebih tinggi dibanding kontrol: 4,27±0,34 pMol/mg vs 2.25±0.48 pMol/mg. Rerata kadar CML, pentosidin, RAGE dan NF-kB kelompok perlakuan secara signifikan lebih rendah dibanding kontrol secara berurutan sebagai berikut (CML:80.54±4.5ng/mg. vs 125.80±4.86ng/mg; Pentosidin:0,81±0.04 ug/mg vs 1,260±0.05ug/mg; RAGE:715.66±11.87pg/mg vs 1567.42±15.64 pg/mg; NF-kB: 423.84±26.84 pg/mg vs 798.0S±3S.21 pg/mg; p<0,05).  
Kesimpulan: Ekstrak etanol bekatul beras hitam mencegah penurunan ekspresi kolagen-1, melalui peningkatan kadar enzim GLO-1 dan penuru.nan kadar CML, Pentosidin, RAGE dan NF-kB kulit tikus Wistar yang dipapar sinar UVA dan UVB.