Promosi Doktor Program Doktor Ilmu Peternakan: Petrus Lapu

Kamis, 9 Januari 2020, bertempat di Aula Gedung Pascasarjana Program Studi Doktor Ilmu Peternakan mengadakan Sidang Promosi Doktor atas nama Petrus Lapu dengan judul Disertasi " EFEKTIVITAS KITOSAN CANGKANG UDANG  WINDU (Penaeus monodon) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Vibrio harveyi DAN  Vibrio alginolyticus  ".   

Pada penelitiannya Udang windu (Penaeus monodon) dan udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan dua komoditas unggulan  perikanan yang dapat meningkatkan devisa Negara dari sektor  non migas. Produksi udang sangat dipengaruhi oleh  ketersediaan benih yang sehat pada panti benih (hatcheries)  maupun kondisi udang pada kolam pembesaran. Banyak  petani tambak yang mengalami gagal panen, karena adanya  serangan penyakit Vibriosis. Bakteri Vibrio harveyi dan Vibrio  alginolyticus merupakan dua jenis bakteri vibrio yang sering ditemukan sebagai penyebab vibriosis pada udang. Upaya untuk mengatasi masalah vibriosis ini sudah dilakukan tetapi  masih menggunakan antibiotik sintetik yang sudah dilarang  keras oleh pemerintah karena menyisakan residu pada  lingkungan maupun udang sehingga berbahaya bagi makhluk  hidup lainnya, bahkan dosis yang tidak tepat dari antibiotik  sintetik dapat memicu resistensi pada bakteri vibrio. Penelitian  ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakteriktik  kandungan kitosan dan daya hambat kitosan yang berasal dari  cangkang udang windu (Penaeus monodon) dalam  menghambat pertumbuhan bakteri Vibrio harveyi dan Vibrio  alginolyticus. Cangkang udang windu (Penaeus monodon) diekstrak menjadi kitin melalui proses deproteinasi,  demineralisasi dan depigmentasi, selanjutnya kitin yang  diperoleh ditransformasi menjadi kitosan melalui proses  deasetilasi. Kitosan yang dihasilkan selanjutnya diukur  karakteristik berupa kadar air, kadar abu, dan derajat  deasetilasi. Kitosan yang dihasilkan dalam penelitian ini  memenuhi standar mutu kitosan yakni kadar air 10,77% kadar abu 1,08 % dan derajat deasetilasi 70,04%. Selanjutnya kitosan tersebut diaplikasikan dalam uji daya hambat Vibrio  harveyi dan Vibrio alginolyticus menggunakan metode difusi  agar dengan konsentrasi kitosan 1,00%, 0,75%, 0,50%, 0,25%, 0,10% dan asam asetat 2 sebagai kontrol. Hasil uji daya  hambat menunjukkan bahwa kitosan yang berasal dari  cangkang udang windu (Penaeus monodon) efektif  menghambat pertumbuhan bakteri Vibrio harveyi dan Vibrio  alginolyticus dengan konsentrasi hambat minimum (KHM) kitosan berada pada konsentrasi 0,25% yang membentuk zona  hambat masing-masing sebesar 1,20 mm dan 2,80 mm. Daya  hambat maksimum pada bakteri Vibrio harveyi berada pada  konsentrasi 0,75% efektif membentuk zona hambat sebesar 2,20 mm, sedangkan daya hambat maksimum pada bakteri  Vibrio alginolyticus berada pada konsentrasi 0,25 efektif  membentuk zona hambat sebesar 2,80 mm.