Promosi Doktor Program Doktor Pariwisata: I Made Sudjana

Rabu, 14 Agustus 2019, bertempat di Aula Gedung Pascasarjana Program Studi Doktor Pariwisata mengadakan Sidang Promosi Doktor atas nama I Made Sudjana dengan judul Disertasi "Strategi Pengembangan Kawasan Sanur Menuju Destinasi Pariwisata Berkelanjutan ".

Pada penelitiannya Sanur merupakan salah satu kawasan wisata di Bali selain Kuta, Nusa Dua, dan Ubud yang berkembang stabil sejak awal tahun 1950-an sampai sekarang. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan kawasan Sanur menjadi destinasi pariwisata yang berkelanjutan dari aspek ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dimulai dengan asumsi dan penyusunan kerangka penelitian/teoritis. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan studi kasus. Penelitian dilakukan dengan melakukan observasi, wawancara kepada para infoman dipilih dengan purposive sampling, serta pengisian kuesioner oleh wisatawan yang berkunjung ke hotel-hotel di Sanur. Hasil kuesioner dianalisis dengan Importance- Performance Analysis (IPA), serta dilaksanakan Focus Group Discussion (FGD) menggunakan grand theory strategi didukung oleh teori Tourism Area Life Cycle (TALC) dan teori pengembangan pariwisata.
Sanur berada dalam posisi menuju konsolidasi, disetujui serta dikonfirmasi oleh stakeholders dalam kegiatan FGD. Persepsi wisatawan ditentukan dengan analisis importance performance untuk mengetahui indikator keberlanjutan di Sanur yang memiliki kinerja rendah yaitu kebersihan lingkungan, pemandangan alam, dan pengelolaan situs budaya. Peran Yayasan Pembangunan Sanur (YPS) dalam memperjuangkan hak- hak masyarakat lokal untuk dapat menikmati hasil dari kegiatan pariwisata di Sanur.
Strategi pengembangan Sanur berbasis keunggulan komparatif dibandingkan dengan destinasi wisata lain seperti Kuta dan Nusa Dua yakni kenyamanan untuk tinggal atau menginap. Strategi dilakukan untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat dengan melibatkan masyarakat lokal dalam usaha pariwisata, melestarikan sosial budaya di kawasan Sanur melalui sinergi antara pemerintah kota, daerah, dan pusat, serta meningkatkan kelestarian lingkungan di Sanur dengan mengusung konsep blue and green, menata kios, dan membangun dermaga.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa Sanur memiliki daya tarik sebagai tempat tinggal yang nyaman. Selain itu, diperlukan koordinasi antar stakeholders Sanur untuk pengembangan atraksi wisata bahari, apresiasi budaya yang bertumpu pada pemberdayaan masyarakat lokal, serta pelestarian lingkungan.
Kebaruan penelitian ini berdasarkan hasil analisis adalah posisi kawasan Sanur menurut TALC Butler adalah dalam tahap menuju konsolidasi. Masyarakat lokal memiliki peranan sebagai unsur penentu kebijakan pengembangan kawasan wisata. Sanur memiliki YPS yang berkontribusi penting dalam menentukan arah pembangunan sesuai dengan cita-cita Sanur berkembang secara berkelanjutan. YPS secara langsung terafiliasi dengan para Lurah, Perbekel, Pemerintah (Dinas Pariwisata), dan masyarakat Sanur merupakan rangkaian sinergi dalam mewujudkan Sanur yang harmoni sesuai dengan filosofi Tri Hita Karana dan menjadi contoh community-based tourism di Indonesia.