Promosi Doktor Program Doktor Pariwisata: Moch Nur Efendi

Rabu, 21 Agustus 2019, bertempat di Aula Gedung Pascasarjana Program Studi Doktor Pariwisata mengadakan Sidang Promosi Doktor atas nama Moch Nur Efendi dengan judul Disertasi " MODEL PENGEMBANGAN WISATA KOTA DI KAWASAN KOTA LAMA SURABAYA  ".  

Pada penelitiannya Surabaya merupakan kota wisata terbaik versi Yokkatta Wonderful Indonesia tourism award 2018, kota paling unik versi Lee Kuan Yew Word City prize 2018, dan kota terpopuler di dunia versi Ghuangzhou award 2018. Salah satu daya tarik wisata kota Surabaya adalah bangunan-bangunan bersejarah yang berada di Kawasan Kota Lama Surabaya (KKLS) yang masih direncanakan dalam pengembangannya. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap pengembangan KKLS sebagai wisata kota Surabaya; (2) pemilihan prioritas model pengembangan daya tarik wisata sebagai pusat wisata kota Surabaya; (3) menyusun strategi pengembangan KKLS sebagai pusat wisata kota Surabaya; (4) pemilihan prioritas strategi pengembangan KKLS sebagai pusat wisata kota Surabaya.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif didukung data kuantitatif. Data kualitatif didapatkan melalui wawancara mendalam terhadap 10 expert untuk menganalisis kekuatan, kelemahan, ancaman, tantangan, penyusunan sub-elemen pengembangan KKLS berdasarkan 6 elemen program pada analisis ISM, menganalisis kriteria dan alternatif model pengembangan daya tarik wisata pada analisis AHP, dan menganalisis penyusunan strategi alternatif pengembangan KKLS. Data kuantitatif didapatkan dari data time series mengenai jumlah kunjungan wisatawan.
Analisis data dilakukan dengan matrik IFE, EFE, IE atas faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Analisis SWOT digunakan untuk penyusunan strategi pengembangan, interpretive structural mode ling (ISM) digunakan untuk mengstrukturkan sub-elemen pada enam elemen program pengembangan KKLS dan analitycal hierarchy prosess (AHP) digunakan untuk menganalisis prioritas model daya tarik wisata dan prioritas strategi pengembangan. Rumusan masalah dipecahkan dengan konsep pengembangan pariwisata, daya tarik wisata, pariwisata perkotaan, model, dan motivasi berwisata. Grand theory dalam penelitian ini adalah teori perencanaan pariwisata, sedangkan teori manajemen kota, dan perilaku konsumen digunakan sebagai teori pendukung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kawasan Kota Lama Surabaya mempunyai nilai sejarah dan keunikan. Namun masih perlu pembinaan masyarakat dan peran swasta untuk ikut berperan aktif, (2) Penentuan prioritas pengembangan daya tarik wisata berdasarkan pertimbangan kriteria geografi, infrastruktur, daya tarik, ekonomi, sosial dan budaya. Prioritas model pengembangan daya tarik wisata di KKLS adalah model pengembangan pusat wisata heritage, (3) Strategi altematif pengembangan KKLS ditentukan berdasarkan pertimbangan dari hasil matrik IE, analisis AHP, ISM, Rencana Induk Pariwisata 2017-2037, dan masukan dari para expert, (4) pemilihan prioritas strategi altematif dilakukan dengan analisis AHP, prioritas strategi pengembangan KKLS adalah strategi pengembangan sumber daya manusia dan kerjasama stakeholders.
Kesimpulan dari penelitian adalah KKLS mempunyai nilai sejarah dan keunikan, namun masih perlu pembinaan masyarakat dan peran swasta untuk ikut berperan aktif. Dengan mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, menganalisis dan memilih prioritas pengembangan model daya tarik wisata, mengstrukturkan sub elemen pada setiap elemen program, dibuatkan strategi pengembangan dan dipilih prioritas strategi alternatif untuk diimplementasikan. Ada dua kebaruan dalam penelitian ini. Pertama penelitian ini menggunakan metode secara holistik dan terintegrasi dengan memanfaatkan beberapa teknik analisis IFE, EFE, IE, SWOT, ISM dan AHP dalam perencanaan pengembangan kepariwisataan kota. Kedua, peningkatan kualitas daya tarik wisata dan peningkatan citra pariwisata akan dapat tercapai bila telah dilakukan peningkatan sumber daya manusia dan kerjasama stakeholders terlebih dahulu.