Tjok Istri Ratna : " WACANA FESYEN GLOBAL DAN PAKAIAN DI KOSMOPOLITAN KUTA "

Senin, 15 Agustus 2016. Program Pascasarjana kembali mengadakan sidang terbuka Promosi Doktor atas nama Promovenda Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana, S.Sn.,M.Si dari Program Doktor Kajian Budaya dengan disertasinya yang berjudul " WACANA FESYEN GLOBAL DAN PAKAIAN DI KOSMOPOLITAN KUTA ". Acara sidang ini dipimpin oleh Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K)

IMG_1527Dalam disertasinya dinyatakan bahwa Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana wacana fesyen global dan pakaian menghegemoni, baik tataran pikiran bawah sadar atau ketidaksadaran kolektif maupun dalam bentuk aturan tertulis. Permasalahan yang dirumuskan pada penelitian ini adalah wacana pembentuk fesyen global dan pakaian ke tengah masyarakat Kosmopolitan Kuta, pengaruh wacana fesyen global dan pakaian terhadap desain produk fesyen global dan pakaian di Kosmopolitan Kuta, strategi masyarakat produsen, profesyen serta antifesyen di Kosmopolitan Kuta menghadapi wacana fesyen global dan pakaian.

Penelitian ini dijabarkan dengan interpretatif kualitatif dan dirancang sebagai penelitian kajian budaya dengan pendekatan desain fesyen posmodem. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori wacana, teori hegemoni, teori dekonstruksi, dan teori gaya hidup terkait dengan fesyen global dan pakaian. Pengumpulan data melalui observasi partisipatori, wawancara, dan studi kepustakaan. Model analisis interaktif digunakan dalam menyajikan data dan penyajian hasil analisis data disajikan secara informal dan formal.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap psikis hegemoni menuju laten dipicu oleh wacana globalisasi, wacana kapitalisme ekonomi global, dan wacana kosmopolitan. Wacana fesyen global dan pakaian di Kosmopolitan Kuta menghegemoni produsen ditunjukkan dengan siklus mode produksi yang mengalami degradasi tingkatan sebanyak empat kali turunan, yaitu tingkat I pembeli, tingkat II perwakilan pembeli, tingkat III agen, dan tingkat IV perwakilan agen. Pada masyarakat profesyen responsif ditunjukkan dengan cara memaknai fesyen global dan pakaian sebagai identitas komunal. Fesyen global dan pakaian yang mengangkat tekstil tradisional Bali, seperti seragam PKK, sekehe gong, teruna-teruni, banjar, dan darma wanita. Masyarakat antifesyen secara personal memandang fesyen global dan pakaian sebagai hal yang statis karena lebih tertarik pada fesyen baku atau pakaian tradisional.Keseluruhan wacana merupakan situasi Kosmopolitan Kuta yang disikapi balik dengan sikap negosiasi dan berdamai.Sikap mengambang sebagai bentuk pertahanan dalam kondisi fluktuatif ekstrem yang melahirkan sikap fisibelitas dan fleksibelitas terarah. Simpulan penelitian ini adalah Kosmopolitan Kuta sebagai etalase desain produk fesyen global dan pakaian di Indonesia, sebagai "lokalitas produk sampel kreatif' memiliki gaya hidup sebagai warga dunia, memiliki sikap perilaku fluktuatif ekstrem, fisibelitas dan fleksibelitas terarah dalam menghadapi kapitalisme ekonomi global serta dalam menyerap budaya luar. Wacana fesyen global dan pakaian di Kosmopolitan Kuta dapat dijadikan reflektor untuk menentukan titik balik dan pertahanan hidup masyarakat. Rekomendasi penelitian berupa pengetahuan inovasi fesyen global dan pakaian berdasarkan identitas budaya Indonesia, khususnya budaya Bali sebagai bentuk hegemoni tandingan berbasis edukasi. Pengetahuan inovasi fesyen global dan pakaian berupa delapan tahapan dalam perancangan desain mode. (pps.unud/IT)