Wayan Sudiadnyana : " IMPLEMENTASI MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT "DARMA SEBATIK" MENINGKATKAN KEBERHASILAN PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KECAMATAN KEDIRI TABANAN "

Senin, 1 Agustus 2016. Program Pascasarjana kembali mengadakan sidang terbuka Promosi Doktor atas nama Promovendus Drs. I Wayan Sudiadnyana, SKM.,MPH dari Program Doktor Ilmu Kedokteran dengan disertasinya yang berjudul " IMPLEMENTASI MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT "DARMA SEBATIK" MENINGKATKAN KEBERHASILAN PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KECAMATAN KEDIRI TABANAN ". Acara sidang ini dipimpin oleh Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K).

[caption id="attachment_4645" align="alignright" width="300"]IMG_1076 Promovendus foto bersama Pimpinan Sidang, Kopromotor dan Tim Penguji serta Rektor Unud setelah sidang selesai[/caption]

Dalam disertasinya dinyatakan bahwa Rendahnya partisipasi masyarakat dalam pencegahan DBD perlu ditingkatkan melalui strategi pemberdayaan masyarakat. Model pemberdayaan masyarakat "Darma Sebatik" (Sadar Bersama Serentak Membasmi Jentik) merupakan suatu strategi pemberdayaan masyarakat berbasis desa pakraman sebagai salah satu kearifan lokal masyarakat Bali. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efektivitas model pemberdayaan masyarakat "Darma Sebatik" dalam meningkatkan keberhasilan pencegahan penyakit DBD. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Non-equivalent Pretest-Postest Control Group yaitu melakukan suatu intervensi program kesehatan berupa implementasi model pemberdayaan masyarakat "Darma Sebatik" pada sekelompok masyarakat sebagai eksperimen dan dibandingkan hasilnya dengan kelompok lain sebagai kontrol. Variabel yang diukur sebagai hasil penelitian adalah jumlah rumah positifjentik, jumlah rumah positif nyamuk dan jumlah kasus DBD. Analisis data utama menggunakan uji statistik non parametrik yaitu Chi-Square. Penelitian dilakukan di wilayah Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan.

                Implementasi model pemberdayaan masyarakat "Darma Sebatik" dapat menurunkan jumlah rumah positif jentik dan jumlah rumah positif nyamuk Aedes sp., sedangkan untuk menurunkan jumlah kasus DBD tidak terbukti secara statistik. Penurunan indeks jentik (HJ) sesudah intervensi mencapai 56,2%, dan penurunan indeks nyamuk (RR) mencapai 42,5%. Keterlibatan masyarakat dalam model pemberdayaan masyarakat "Darma Sebatik" melalui kegiatan sosialisasi dan advokasi, penyuluhan, temu wicara, pelatihan pecaiang, PSN serentak dan PSN mandiri dapat meningkatkan keberhasilan pencegahan penyakit DBD. Walaupun penurunan indeks jentik belum mencapai indikator aman dari risiko penularan penyakit DBD, hal ini mengisyaratkan bahwa kegiatan pemberdayaan masyarakat perlu dilakukan secara berkelanjutan. (pps.unud/IT)