Yohanes Kristianto : " BAHASA HOSPITALITAS DALAM RANAH PARIWISATA: PRAKTIK MUKA "

Rabu, 31 Agustus 2016. Program Pascasarjana kembali mengadakan sidang terbuka Promosi Doktor atas nama Promovendus Yohanes Kristianto, S.Pd.,M.Hum dari Program Doktor Linguistik dengan disertasinya yang berjudul " BAHASA HOSPITALITAS DALAM RANAH PARIWISATA: PRAKTIK MUKA ". Acara sidang ini dipimpin oleh Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A.

IMG_2916Dalam disertasinya dinyatakan bahwa Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap, menganalisis, dan menafsirkan realitas bahasa hospitalitas dalam ranah pariwisata dari perspektif dualitas. Asumsi yang mendasari adalah bahwa bahasa merupakan tindakan dalam praktik-praktik sosial. Hal ini ditunjukkan oleh praktik bahasa Inggris dalam interaksi layanan. Bahasa Inggris tampak seperti skema prinsip dalam interaksi layanan dan pada saat yang sama juga memberdayakan penyedia layanan untuk melakukan interaksi layanan. Untuk mengungkap dan menginterpretasikan praktik bahasa hospitalitas digunakan teori strukturasi . Teori etnografi komunikasi dan teori pragmatik tindak tutur dan kesantunan manusia percontoh (Model Person) digunakan untuk menganalisis peristiwa tutur dalam interaksi layanan. Berdasarkan prinsip strukturasi, fokus masalah penelitian ini mencakup tiga hal, yaitu (1) struktur bahasa hospitalitas, (2) sistem bahasa hospitalitas, dan (3) praktik muka. Masalah (1) dan (2) dianalisis dengan etnografi komunikasi. Masalah (3) dianalisis dengan teori tindak tutur dan teori kesantunan manusia percontoh. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif untuk mengeksplorasi. memolakan. dan menafsirkan praktik bahasa dalam ranah pariwisata, sehingga tidak menggunakan analisis statistik untuk menggeneralisasi hasil. Populasi tidak dalam jumlah besar, tetapi menggunakan sampel purposive untuk menentukan jumlah informan berdasarkan kriteria dan keterwakilan dalam ranah pariwisata.

 Selain itu, perilaku bahasa secara umum adalah homogen. Data dikumpulkan dengan observasi (simak), catat, dan rekam. Data yang dipilih adalah bahasa Inggris karena bahasa Inggris sebagai bahasa asing utama dalam ranah pariwisata. Temuan penelitian ini adalah: (I) struktur bahasa hospitalitas, mencakup:(a) struktur signifikasi berupa latar peristiwa tutur interaksi layanan, (b) struktur dominasi, yaitu peserta (pelaku pariwisata dan wisatawan), dan (c) struktur legitimasi, yaitu pembenaran berupa tujuan tutur interaksi layanan, (2) sistem bahasa hospitalitas dalam bentuk (a) skema interpretasi berupa urutan tindakan dan cara melakukan tindakan, (b) skema fasilitas berupa sarana tutur, dan (c) skema norma dalam bentuk norma interpretasi dan norma interaksi, (3) praktik muka mencakup: (a) praktik komunikasi dalam bentuk tindakan, yaitu tindak tutur ekspresif, direktif, representatif, dan komisif, (b) praktik kekuasaan dalam bentuk tindak pengancaman muka, (c) praktik sanksi berupa tindak penyelamatan muka. Secara empiris, praktik muka diwujudkan dalam entitas keinginan untuk bebas (muka negatif) dan menerima (muka positif). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan (1) struktur bahasa hospitalitas dapat digunakan oleh pelaku pariwisata untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja berbahasa, (3) sistem bahasa hospitalitas dapat digunakan oleh pelaku pariwisata untuk memahami modalitas bahasa, dan (3) praktik muka dapat digunakan sebagai strategi praktik pariwisata bagi masyarakat lokal, pemerintah, dan investor. (pps.unud/IT)