I Nyoman Wande : " TINGGINYA EKSPRESI mRNA TLR2, KADAR CORONIN- 1A DAN BACTERIAL LOAD PADA JARINGAN PARU MENCIT DIABETES MELITUS YANG DIINFEKSI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS "

Kamis, 2 Juni 2016. Program Pascasarjana kembali mengadakan sidang terbuka Promosi Doktor atas nama Promovendus dr. I Nyoman Wande, SpPK dari Program Doktor Ilmu Kedokteran dengan disertasinya yang berjudul " TINGGINYA EKSPRESI mRNA TLR2, KADAR CORONIN-1A DAN BACTERIAL LOAD PADA JARINGAN PARU MENCIT DIABETES MELITUS YANG DIINFEKSI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS ". Acara sidang ini dipimpin oleh Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K).

[caption id="attachment_4596" align="alignright" width="300"]IMG_9848 Prof.Dr.dr. Ketut Suastika,Sp.PD.KEMD menyerahkan penghargaan kepada Promovendus dr. I Nyoman Wande, SpPK sebagai tanda lulus ujian terbuka program doktor[/caption]

Dalam disertasinya dinyatakan bahwa Diabetes melitus (DM) merupakan faktor risiko penting dalam perkembangan tuberkulosis. Frekuensi pasien diabetes dengan tuberkulosis dilaporkan berkisar antara 10-15, dan prevalensi infeksi tuberkulosis ini 2-5 kali lebih tinggi pada pasien diabetes daripada kontrol atau individu yang tidak menderita diabetes melitus. Mekanisme terjadinya peningkatan kerentanan terhadap tuberkulosis pada penderita DM belum sepenuhnya dimengerti. Tuberkulosis meningkat seiring dengan meningkatnya DM dan secara signifikan menyebabkan peningkatan kematian.

Penelitian eksperimen dengan rancangan randomized post test only control group design menggunakan 48 ekor mencit Balb/c yang dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok I (K I) mencit normal, Kelompok 2 (K2) mencit yang diinfeksikan kuman M.tuberculosis, Kelompok 3 (P I) mencit yang hanya menderita diabetes melitus, Kelompok 4 (P2) mencit menderita diabetes melitus yang diinfeksikan kuman M.tuberculosis. Pada minggu ke tiga dan ke lima setelah diinfeksi dilakukan pemeriksaan ekspresi mRNA TLR2, kadar Coronin-1 A, dan bacterial load jaringan paru mencit. Dilakukan analisis statistik dengan One-Way Anova dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc dengan LSD. Uji Spearman dilakukan untuk menilai korelasi antar variabel penelitian. Ekspresi mR A TLR2 jaringan paru mencit minggu ke tiga pada Kelompok K1 (146.17 ± 39,37 fg/µl), K2 (168,08±22,50 fg/µl), P1 (1I93,45±70,48 fg/µl), dan P2 (I79,53±36,29 fg/µl), Ekspresi mRNA TLR2 jaringan paru mencit minggu ke lima pada Kelompok K1 (150,90±40,73 fg /µl). K2 (172, 15±33,89 fg/µl), P1 (199,49±27,78 fg/µl), dan P2 (391,70±146,74 fg/µl). Kadar Coronin-1A jaringan paru mencit minggu ke tiga pada Kelompok K1 (8,80± 1,41 ng/ml), K2 (9,22±1,70 ng ml), P1(9,25±0,89 ng/ml), dan P2 (10,02±1,25 ng/ml). Kadar Coronin-I Ajaringan paru mencit minggu ke lima pada Kelompok KI (8.85 ± 1,41 ng/ml), K2 (9,74±0,38 ng/ml), PI(9,30±0,97 ng.ml). dan P2 (10,77±1,07 ng/ml). Bacterial load jaringan paru mencit minggu ke tiga pada Kelompok K2 (61,49 ±22,39 fg/µl) dan P2 (124,87±35,05 fg/µl), Kadar Bacterial load jaringan paru mencit minggu ke lima pada Kelompok K2 (86,54±32,08 fg/µl) dan P2 (351 ,93± 139,60 fg/µl). Terdapat perbedaan yang bermakna ekspresi mRNA TLR2 antar kelompok penelitian (p<0,001). Tidak terdapat perbedaan yang bermakna kadar Coronin-1A antar kelompbk penelitian (p=0,112). Ada perbedaan yang bermakna bacterial load jaringan paru antar kelompok penelitian (p<0,001). Ada korelasi positif antara ekspresi mRNA TLR2 dengan bacterial load jaringan paru (r=0,448, p= 0,028), kadar Coronin-1A dengan bacterial load jaringan paru (r=0,388, p= 0,061). Terjadi peningkatan ekspresi mRNA TLR2, kadar Coronin-1A serta bacterial load jaringan paru mencit diabetes melitus yang terinfeksi Mycobacterium tuberculosis. Ada korelasi positif yang bermakna antara ekspresi mRNA TLR2 dengan bacterial load Mycobacterium tuberculosis jaringan paru mencit. (pps.unud/IT)