Seminar Nasional Bahasa Ibu VI

Bahasa Ibu merupakan bahasa yang mempunyai kedekatan dengan penuturnya karena bahasa tersebut digunakan sejak dini. Masyarakat Indonesia, sebagian besar Bahasa Ibu adalah Bahasa Lokal yang berfungsi sebagai Bahasa Daerah, sedangkan Bahasa Nasional yang diakui adalah Bahasa Indonesia . Namun sejalan dengan perkembangan jaman, telah banyak dijumpai bahwa bahasa indonesia dapat merupakan bahasa Ibu karena bahasa tersebut digunakan sejak dini sebagai bahasa pertama, meskipun penuturnya mempunyai Bahasa Ibu sendiri. Pergeseran Bahasa Ibu dari Bahasa Nasional menjadi Bahasa ibu disebabkan karena kurangnya minat menggunakan bahasa lokal oleh penuturnya dengan berbagai alasan, salah satunya adalah anggapan bahwa bahasa lokal kurang berprestise. Adanya fakta bahwa beberapa bahasa lokal ternyata memiliki penutur yang semakain berkurang telah menyebabkan keprihatinan. Keprihatinan yang mendalam terhadap kondisi bahasa Ibu telah menyebabkan UNESCO menetapkan tanggal 21 Pebruari sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional.

Program Magister dan Doktor Linguistik Program Pascasarjana Universitas Udayana yang bekerjasama dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Asosiasi Peneliti Bahasa – bahasa Lokal menggunakan momentum Hari Bahasa Ibu Internasional untuk menyelenggarakan Seminar Bahasa Ibu yang diselenggarakan pada tanggal 22 – 23 Pebruari 2013 di Auditorium Pascasarjana , Kampus Sudirman – Denpasar. Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan perhatian serta meningkatkan kebanggaan terhadap bahasa Ibu agar terjaga dengan baik.

Seminar yang bertema “ Pelestarian Bahasa Ibu untuk Memperkuat Jati Diri Bangsa yang Majemuk “ ini di buka oleh Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Ibu Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) di dampingi oleh Ketua Program Studi Magister dan Doktor Linguistik, serta Ketua Panitia Seminar yang diawali dengan pemukulan gong sebagai tanda acara ini dimulai. Melalui seminar ini akan disajikan beberapa makalah yang berhubungan dengan Bahasa Ibu, baik sastra maupun bahasa. Diharapkan semoga seminar ini dapat menggugah keinginan para peserta untuk tetap dan senantiasa menjaga dan mengembangkan Bahasa Ibu sehingga menjadi bahasa yang mampu menjadi wadah komunikasi yang berprestise.  

Sumber : Panduan Seminar Bahasa Ibu VI 2013